Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umayah
Pasca Kehancuran Dinasti Abbasiyah
Peta kekuasaan Dinati Umayah |
Bani Umayyah berasal dari nama “ umayyah bin abdi syam bin abdul manaf” , di mana hasyim masih keturunan abdul manaf dan antara kedua nya selalu bertikai dalam memperolaeh kekuasaan sehingga sampai pada keturunan nya pun tidak pernah ada kekompakan antara keduanya.
Hampir semua sejarawan membagi Dinasti umayah menjadi dua yaitu pertama, Dinasti Umayah yang dirintis dan didirikan oleh muawiyah bin abi sufyan yang berpusat di damaskus (siria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem pemerintahan dari sistem khilafah pada sistem mamlakat (kerajaan atau monarki ).Dan kedua , dinasti bani umayah di andalusia (siberia) yang pada awal nya merupakan wilayah taklukkan umayah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman walid bin abdul malik, kemudian di ubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan dinasti bani umayah di damaskus.
Perintisan dinasti umayah dilakukan oleh muawiyah dengan cara menolak membai’at ali,ber perang melawan ali,dan melakukan perdamaian (tahkim ) dengan pihak ali yang secara politik sangat menguntungkan mu’awiyah. Kebeuntungan mu’awiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak khawarij membunuh khalifah ali R.A.jabatan khalifah setelah Ali R.A.wafat, di pegang oleh putranya selama bebera bulan . akan tetapi , karena tidak di dukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak mu’awiyah semakin kuat. Akhirnya mu’awiyah melakukan perjanjian dengan Hasan bin ali.Isi perjaanjian itu adalah bahwa penggantian pemimpin akan di serahkan kepada umat islam setelah masa mu’awiyah berahir. Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M. (41 H ).dan tahun tersebut di sebut am jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan umat islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik, yaitu mu’awiyah dan mu’awiyah mengubah sistem khilafah menjadi kerajaan.
Pada masa itu, Umat islam telah bersentuhan dengan peradaban persia dan bizantium. Oleh karena itu, mu’awiyah juga bermaksud meniru suksesi kepemimpinan yang ada di persia dan bizantium yaitu monarki ( kerajaan ).Akan tetapi , mu’awiyah tetap menggunakan gelar khalifah untuk pemimpin pusat dengan makna konotatif yang di perbaharui.
Jika pada zaman khalifah yang empat , khalifah (pengganti) yang di maksudkan adalah khalifah Rasul S.A.W. (khalifah al rasul) adalah pemimpin masyarakat;sedangkan pada zaman bani umayyah, yang di maksudkan adalah khalifah Allah yaitu pemimpin atau penguasa yang di angkat oleh Allah.
Nama-nama raja-raja yang berkuasa pada dinasti Umayyah I ini berjumlah 14,
antara lain :
- Mu’awiyah I bin Abi Sufyan (41-61H/661-680M)
- Yazid bin Mu’awiyah (61-64H/680-683M)
- Mu’awiyah II bin Yazid (64-65H/683-684M)
- Marwan bin Hakam (65-66H/684-685M)
- Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
- Al-Walid bin Abdul Malik (86-97H/705-715M)
- Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H/715-717M)
- Umar bin Abdul Azis (99-102H/717-720M)
- Yazid bin Abdul Malik (102-106H/720-724M)
- Hisyam bin Abdul Malik (106-126H/724-743M)
- Al-Walid II bin Yazid (126-127H/743-744M)
- Yazid III bin Walid(127H/744M)
- Ibrahim bin Malik (127H/744M)
- Marwan II bin Muhammad (127-133H/744-750M)
0 komentar:
Posting Komentar